Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

3 Konsep Ini Jadi Fokus Utama Pemerintah Kendalikan Banjir di Samarinda

Wali Kota Samarinda, Andi Harun. (Foto: Tri/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    3 Konsep Ini Jadi Fokus Utama Pemerintah Kendalikan Banjir di Samarinda

    PusaranMedia.com

    Wali Kota Samarinda, Andi Harun. (Foto: Tri/Pusaranmedia.com)

    3 Konsep Ini Jadi Fokus Utama Pemerintah Kendalikan Banjir di Samarinda

    Wali Kota Samarinda, Andi Harun. (Foto: Tri/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Tri Agustini | Editor: Buniyamin

    SAMARINDA - Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda terus memperkuat upaya pengendalian banjir melalui strategi berbasis wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terbagi dalam tiga konsep utama, yakni konservasi hulu, normalisasi wilayah tengah dan pengamanan hilir. 

    Wali Kota Samarinda Andi Harun menekankan pentingnya perencanaan teknis dan saintifik sebagai dasar pelaksanaan program tersebut.

    Ia meminta seluruh bidang dalam struktur PUPR untuk menyusun buku induk perencanaan yang terstruktur agar pembangunan dapat dilakukan secara prioritas dan tepat sasaran.

    “Kita harus tahu mana yang dikerjakan duluan, tidak semua harus berbasis proyek,” tegas Andi Harun.

    Dalam paparannya, ia mengatakan pendekatan pengendalian banjir dibagi berdasarkan karakteristik tiga zona DAS:

    Pertama wilayah hulu yang akan difokuskan pada konservasi lahan dan pembangunan infrastruktur penahan air seperti waduk dan bendungan, termasuk Waduk Lempake, Bendungan Pampang dan Sempaja.

    Langkah ini, kata dia, bertujuan untuk menahan limpasan air sejak dari hulu.

    Kedua, wilayah tengah yang akan mengedepankan normalisasi sungai dan pembangunan kolam retensi, seperti di kawasan Vorvo, Air Hitam, dan Bengkuring.

    Selain itu, pengendalian tata guna lahan juga menjadi prioritas agar air hujan dapat terserap dan tidak langsung mengalir ke permukiman.

    Ketiga, wilayah hilir yang akan menitikberatkan pada peningkatan kapasitas drainase dan pengamanan dari pasang Sungai Mahakam, termasuk pembangunan pintu air dan pompa pengendali banjir di Karang Mumus.

    Penerapan ketiga konsep tersebut akan dijalankan dalam tiga tahapan waktu, yakni meliputi jangka pendek (penanganan banjir lokal dan edukasi), jangka menengah (pembangunan infrastruktur pengendali di hulu) dan jangka panjang (pengelolaan DAS secara menyeluruh serta antisipasi pasang-surut Mahakam).

    Melalui pendekatan menyeluruh dan partisipatif, Andi Harun berharap solusi pengendalian banjir dapat segera diimplementasikan secara nyata dan berkelanjutan di lapangan.

    “Yang penting sekarang fokus dulu pada penanganan jangka pendek karena banjir dan hujan bisa datang kapan saja,” pungkasnya.