Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Mahasiswa Kaltim Jadi Penggerak Perubahan, GSP 2025 Gaungkan Semangat Kolaborasi Lintas Sektor

GMD Sosial Project Kaltim 2025 (Dok:Lutfi Aziz/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Mahasiswa Kaltim Jadi Penggerak Perubahan, GSP 2025 Gaungkan Semangat Kolaborasi Lintas Sektor

    PusaranMedia.com

    GMD Sosial Project Kaltim 2025 (Dok:Lutfi Aziz/Pusaranmedia.com)

    Mahasiswa Kaltim Jadi Penggerak Perubahan, GSP 2025 Gaungkan Semangat Kolaborasi Lintas Sektor

    GMD Sosial Project Kaltim 2025 (Dok:Lutfi Aziz/Pusaranmedia.com)

    Reporter : Lutfi Aziz | Editor : Buniyamin

    BONTANG – GMD Social Project (GSP) 2025 bukan sekadar aksi sosial musiman. Program yang digagas oleh Gerakan Mengajar Desa (GMD) Kaltim ini menjelma menjadi platform kolaboratif lintas sektor yang menjadikan mahasiswa sebagai motor penggerak pembangunan inklusif, khususnya di wilayah pesisir yang selama ini kurang mendapat sorotan pembangunan.

    Melalui tema Sagara Bahari, sebanyak 74 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kaltim dikumpulkan dalam satu visi untuk menghadirkan solusi di tiga sektor vital, yakni pendidikan, lingkungan dan pemberdayaan ekonomi. Kegiatan ini dijadwalkan berlangsung pada 17–19 Juli 2025 mendatang di Kelurahan Kuala Samboja, Kutai Kartanegara (Kukar).

    Namun yang membedakan GSP 2025 dari kegiatan serupa bukanlah sekadar jumlah pesertanya, melainkan pendekatan kolaboratif yang dijalin dengan berbagai mitra, mulai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim, pelaku UMKM, hingga mitra pengelolaan sampah.

    Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa perubahan sosial tak hanya soal semangat, tapi juga strategi dan jaringan kerja. “GSP 2025 adalah eksperimen sosial terukur. Kami ingin menunjukkan bahwa ketika mahasiswa, pemerintah, dan masyarakat lokal bekerja bersama, maka dampaknya akan lebih terasa dan berkelanjutan,” ungkap Head of Event Department GSP Kaltim, Anatasya, Senin (30/6/2025). 

    Pendekatan holistik GSP 2025 mencakup penguatan literasi sekolah dasar, edukasi pengelolaan sampah berbasis komunitas dan pelatihan pemasaran digital untuk pelaku UMKM lokal seperti Rumah Produksi Amplang Bandeng.

    Bahkan, sampah yang terkumpul dari kegiatan bersih-bersih tidak dibuang ke TPA, melainkan langsung dikelola oleh mitra daur ulang.

    Dias Pratama, selaku Project Officer GSP 2025, menekankan pentingnya membangun budaya gotong royong lintas generasi. “GSP ini bukan akhir, tapi awal dari gerakan jangka panjang. Mahasiswa punya peran sebagai katalisator perubahan yang strategis, terutama di daerah pesisir yang selama ini terpinggirkan dari pusat perhatian,” jelasnya.

    Dukungan penuh dari pemerintah daerah pun menjadi poin penting dalam keberhasilan program ini. Disdikbud Kaltim menyatakan kesiapan untuk mengawal hasil-hasil dari program agar tak hanya berhenti sebagai proyek sesaat, tetapi bisa terintegrasi dengan agenda pembangunan lokal.

    Salah satu peserta, Andrey, menyebut pengalaman ini sebagai pengalaman mendalam yang mengubah cara pandangnya terhadap pengabdian. “Ini lebih dari sekadar kegiatan liburan. Kami bukan datang sebagai penyuluh, tapi sebagai mitra masyarakat,” ujarnya.

    Melalui tagline “Muda Berdampak, Cerdas Bersama”, GMD Kaltim mengukuhkan peran mahasiswa sebagai jembatan antara idealisme dan kebutuhan riil masyarakat. Dengan pendekatan berbasis kolaborasi, GSP 2025 diyakini mampu menjadi model baru pengabdian mahasiswa yang tak hanya singkat dalam waktu, tapi panjang dalam manfaat.