Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan
Banner ADV

Dua Anak Pesisir Bontang Terancam Putus Sekolah karena Keterbatasan Ekonomi

Anak Pesisir Berada di Atas Ketinting. (Foto: Lutfi Aziz/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Banner ADV

    Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bontang

    Dua Anak Pesisir Bontang Terancam Putus Sekolah karena Keterbatasan Ekonomi

    PusaranMedia.com

    Anak Pesisir Berada di Atas Ketinting. (Foto: Lutfi Aziz/Pusaranmedia.com)

    Banner ADV

    Dua Anak Pesisir Bontang Terancam Putus Sekolah karena Keterbatasan Ekonomi

    Anak Pesisir Berada di Atas Ketinting. (Foto: Lutfi Aziz/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Lutfi Aziz | Editor: Buniyamin

    BONTANG – Dua anak di Kampung Malahing, salah satu wilayah pesisir di Kota Bontang, terancam tak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP.

    Meski telah dinyatakan lulus seleksi, keduanya tak bisa melanjutkan sekolah lantaran persoalan ekonomi, khususnya pengadaan seragam sekolah.

    Hal ini diungkapkan Ketua RT 30 Kampung Malahing, Nasir Lakada.

    Ia menjelaskan tahun ini terdapat 13 anak lulusan SD dari wilayahnya. Sebanyak 12 di antaranya telah mendaftarkan diri ke SMP Negeri 3 Bontang, sedangkan satu lainnya memilih melanjutkan pendidikan ke Kabupaten Kutai Timur.

    “Dari 12 anak yang dinyatakan diterima di SMPN 3, ada dua anak yang belum bisa membeli seragam sekolah. Ini menjadi beban bagi orang tuanya yang kondisi ekonominya memang sangat terbatas,” ujar Nasir, Selasa (1/7/2025).

    Menurut Nasir, pihaknya terus berupaya mencarikan solusi agar semua anak dapat melanjutkan sekolah dengan layak.“Pendidikan itu hak semua anak, dan jangan sampai hanya karena seragam mereka batal sekolah. Kami harap ada perhatian dari pemerintah kota,” imbuhnya.

    Ia menambahkan, warga Malahing hidup dalam keterbatasan sebagai nelayan tradisional. Jarak tempuh dari perkampungan ke sekolah di daratan juga kerap menjadi tantangan tersendiri, belum lagi beban biaya transportasi hingga kebutuhan penunjang sekolah lainnya.

    Nasir pun berharap ada kebijakan khusus atau program intervensi dari pemerintah, terutama untuk wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, agar anak-anak di daerah terluar tidak tertinggal dalam mengakses pendidikan.

    “Kalau bicara semangat, anak-anak di Malahing itu luar biasa. Tapi mereka butuh dukungan nyata agar mimpi mereka bisa terus hidup,” tutupnya. (Adv)