Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Dishub Balikpapan Krisis Armada Derek, Dari Empat Unit Hanya Dua yang Aktif

Kepala Dishub Balikpapan, Fadli Faturrahman. (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Dishub Balikpapan Krisis Armada Derek, Dari Empat Unit Hanya Dua yang Aktif

    PusaranMedia.com

    Kepala Dishub Balikpapan, Fadli Faturrahman. (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)

    Dishub Balikpapan Krisis Armada Derek, Dari Empat Unit Hanya Dua yang Aktif

    Kepala Dishub Balikpapan, Fadli Faturrahman. (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Achmad Fadillah | Editor: Bambang Irawan

    BALIKPAPAN - Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Balikpapan, Fadli Fathurrahman mengakui keterbatasan armada mobil derek milik pemerintah kota.

    Ini disampaikan Fadli saat diminta tanggapan soal kritikan DPRD Balikpapan terkait insiden kendaraan jemaat Gereja Toraja Elim yang terjun dari area parkir ke atap rumah warga di kawasan Martadinata, Kelurahan Telaga Sari belum lama ini.

    Ia menyebut saat ini Balikpapan hanya memiliki empat unit crane, namun dua di antaranya tidak lagi layak operasional. 

    "Saat ini yang aktif hanya dua unit. Satu sedang diperbaiki, dan satu lagi sudah tidak memungkinkan digunakan karena usia pakai yang lama," ucap Fadli, Rabu (2/7/2025).

    Terkait insiden itu, Dishub terpaksa menggandeng pihak swasta untuk proses evakuasi kendaraan. 

    "Kemarin itu hanya masa pemeliharaan, tapi bertepatan dengan kejadian. Kami bantu menjembatani dengan penyedia crane swasta agar proses evakuasi bisa segera diselesaikan. Pembayaran dilakukan langsung oleh pemilik kendaraan kepada penyedia jasa," jelasnya.

    Ia mengatakan, pihaknya tengah mengusulkan pengadaan satu unit crane tambahan guna mendukung tugas Dishub, khususnya dalam penertiban parkir liar. 

    "Kami butuh satu lagi, untuk mendukung rencana penerapan sanksi bagi pelanggaran parkir yang dibiarkan lebih dari 1-2 jam, termasuk opsi penderekan atau penyegelan," katanya.

    Ia juga membuka kemungkinan penempatan satu unit derek di tiap kecamatan, namun menyebut saat ini Seksi Unit Pelaksana (SUP) masih bisa menjalankan tugas secara terpusat. 

    "Kita juga berharap nantinya ada pembentukan Unit Pelaksana Teknis (UPT) baru agar pelayanan semakin optimal," ungkapnya.

    Soal anggaran, Fadli menyebut satu unit crane bisa menelan biaya sekitar Rp2 miliar. 

    "Karena sifatnya custom, disesuaikan dengan kebutuhan penanganan di lapangan," pungkasnya.