Reporter: Lutfi Aziz | Editor: Buniyamin
BONTANG – Harlah ke-75 Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Kota Bontang yang digelar di Gedung NU, Jalan R. Suprapto, menjadi momentum strategis dalam menguatkan peran perempuan sebagai motor penggerak dakwah keluarga dan pendidikan karakter Islami sejak dini.
Dengan mengusung tema "Organisasi Digdaya: Perempuan Berdaya dan Berkarya", Fatayat NU menunjukkan wajah barunya: bukan hanya organisasi sosial keperempuanan, tapi juga sebagai garda terdepan dalam membangun masyarakat religius dari akar keluarga.
Puncak acara diwarnai oleh lomba tahfiz Juz 30 yang melibatkan anak-anak sebagai peserta utama. Menariknya, para penghafal cilik ini bukan hanya dinilai hafalannya, tapi juga diuji langsung oleh Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, dalam sesi interaktif yang penuh kehangatan.
"Fatayat NU telah menjadi pilar penting dalam membentuk generasi Qurani. Perempuan punya peran strategis dalam mendidik anak-anak sejak dalam kandungan hingga dewasa. Ini kekuatan kita yang harus terus dijaga," ujarnya, Senin (7/7/2025).
Ia menegaskan bahwa gerakan penguatan nilai keagamaan tidak harus dimulai dari mimbar besar atau panggung politik, tapi bisa dari rumah tangga. Dalam hal ini, Fatayat NU berperan besar menanamkan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin melalui para ibu dan kader mudanya.
Momen kuis spontan yang diadakan Wali Kota turut menghidupkan suasana. Seorang anggota Fatayat tampil percaya diri membacakan Surah Ar-Rahman, menunjukkan bahwa semangat religius bukan hanya milik generasi muda, tetapi juga melekat pada kader perempuan NU.
Ketua PC Fatayat NU Bontang, Farida Ratna Sari dalam sambutannya menegaskan kader-kadernya kini fokus pada tiga agenda besar: penguatan ekonomi perempuan, pendidikan keluarga Islami, dan pembinaan generasi muda melalui halaqah serta kegiatan keagamaan.
“Kami ingin perempuan Bontang tidak hanya aktif dalam kegiatan sosial, tapi juga mampu menjadi pendidik utama dalam rumah tangga. Karena dari rahim perempuan lahir peradaban,” tuturnya.
Suasana kekeluargaan yang hangat, lantunan ayat suci Al-Qur’an, dan semangat kolaborasi lintas usia menjadikan harlah ini sebagai gambaran utuh peran sentral perempuan NU dalam mewujudkan kota yang religius dan berakhlak mulia.