Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan
Banner ADV

Kepala KRI Tawau Lepas 31 Siswa CLC Penerima Beasiswa Gema Cita 2025 ke Kaltara

Kepala KRI Tawau Aris Heru Utomo saat melepas dan menyerahkan buku kepada para pelajar CLC di Tawau, Sabah - Malaysia (Foto: KRI Tawau)

BERITA TERKAIT

    Banner ADV

    Kalimantan Utara

    Kepala KRI Tawau Lepas 31 Siswa CLC Penerima Beasiswa Gema Cita 2025 ke Kaltara

    PusaranMedia.com

    Kepala KRI Tawau Aris Heru Utomo saat melepas dan menyerahkan buku kepada para pelajar CLC di Tawau, Sabah - Malaysia (Foto: KRI Tawau)

    Banner ADV

    Kepala KRI Tawau Lepas 31 Siswa CLC Penerima Beasiswa Gema Cita 2025 ke Kaltara

    Kepala KRI Tawau Aris Heru Utomo saat melepas dan menyerahkan buku kepada para pelajar CLC di Tawau, Sabah - Malaysia (Foto: KRI Tawau)

    Reporter: Diansyah | Editor: Buniyamin

    NUNUKAN – Sebanyak 31 siswa lulusan Community Learning Center (CLC) di Sabah, Malaysia resmi diberangkatkan menuju Kalimantan Utara (Kaltara) untuk melanjutkan pendidikan di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat melalui program Beasiswa Gema Cita 2025.

    Pelepasan dilakukan langsung oleh Kepala Konsulat Republik Indonesia (KRI) Tawau, Aris Heru Utomo.

    Aris menyampaikan pesan motivasi penuh semangat kepada para siswa penerima beasiswa yang berasal dari latar belakang pekerja migran Indonesia.

    Ia menjelaskan, Beasiswa Gema Cita merupakan program afirmasi pendidikan yang menggabungkan dukungan dari Pemerintah Republik Indonesia melalui Program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) dan sejumlah yayasan pendidikan yang peduli terhadap masa depan anak-anak Indonesia di luar negeri.

    “Ini adalah peluang besar bagi anak-anak kita untuk menatap masa depan yang lebih cerah. Kami menginginkan manfaatkan beasiswa ini sebaik-baiknya untuk meraih cita-cita setinggi mungkin,” ujar Aris kepada para pelajar CLC yang melanjutkan pendidikan di Kaltara. 

    Aris turut memberikan semangat kepada para siswa agar memiliki impian yang tinggi tanpa rasa takut. Ia menegaskan bahwa setiap anak Indonesia memiliki hak yang sama untuk bermimpi besar dan menjadi tokoh penting di masa depan.

    “Membuat cita-cita itu gratis, jadi jangan bercita-cita yang sederhana. Bercita-citalah setinggi langit, misalnya ingin menjadi presiden, astronot, jenderal, atau ahli sains. Tapi ingat, setiap cita-cita harus diiringi dengan strategi yang tepat. Kalau ingin jadi astronot, perkuat pelajaran ilmu pengetahuan alam, bukan hanya ilmu pengetahuan sosial,” ujarnya. 

    Sebagai bentuk dukungan moral dan intelektual, Aris juga memberikan buku berjudul “Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana” kepada para siswa. Buku ini diharapkan menjadi bekal pemahaman nilai-nilai kebangsaan dan dasar negara, serta memperkuat identitas nasional para siswa yang tumbuh di luar wilayah Indonesia.

    “Kami memberikan buku agar anak-anak kita tetap ingat jati diri mereka sebagai anak Indonesia, dan memahami Pancasila sebagai dasar negara, bukan sekadar hafalan, tetapi sebagai pedoman hidup,” tambahnya.

    Pemerintah Indonesia melalui KRI Tawau terus mendorong akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak pekerja migran Indonesia di Malaysia. Program Gema Cita 2025 menjadi salah satu bentuk nyata komitmen untuk mewujudkan generasi penerus bangsa yang cerdas, tangguh dan berkarakter.