Reporter: Lodya Astagina | Editor: Supiansyah
TENGGARONG - Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Timur (Kaltim) turut kembangkan jagung dengan jenis komposit. Sebelumnya, Pemkab Kukar juga telah melakukan pengembangan revolusi jagung jenis hibrida. Ini merupakan program kerja sama BPTP Kaltim dengan Komisi IV DPR RI, yakni melahirkan jagung komposit jenis lamuru.
Kukar juga melakukan penanaman pada varietas ini di dua Kecamatan, tepatnya di Kelurahan Loa Ipuh, Kecamatan Tenggarong dan Desa Manunggal Daya, Kecamatan Sebulu. Kepala BPTP Kaltim, Fausiah T Ladja membeberkan, total lahan yang digunakan untuk pengembangan jagung komposit lamuru ini mencapai 9 hektare. Sebanyak 8 hektare di Kecamatan Tenggarong dan 1 hektare di Kecamatan Sebulu. Dari situ, mereka bisa menghasilkan panen hingga 9 ton/hektare.
Nantinya, hasil panen akan diserahkan ke petani lainnya di Kaltim untuk dikembangkan, sehingga bisa menghasilkan bibit-bibit baru jagung komposit lamuru. Ia menyampaikan, bibit jagung komposit lamuru yang sudah terverifikasi itu juga akan digunakan untuk pakan ternak. “Target kita harapan jangka panjangnya ada pabrik pakan jadi bisa mengambil hasil yang dikembangkan ini dan diproduksi,” katanya.
Terdapat perbedaan antara jagung komposit dan jagung hibrida. Hasil panen jagung komposit bisa langsung digunakan untuk benih kembali, sedangkan jagung hibrida hanya bisa digunakan untuk satu kali tanam saja. Sehingga, diharapkan dengan adanya jagung komposit ini dapat mengatasi kendala ketersediaan benih. “Harapannya paling tidak masalah klasik kelangkaan benih oleh petani teratasi,” jelasnya.
Fausiah menerangkan, Kukar dipilih dari hasil koordinasi dengan tenaga ahli. Karena dalam beberapa waktu terakhir, Kukar menjadi sentra pengembangan holtikultura jagung. Didukung dengan kelompok tani yang cukup kooperatif dan bisa ikut melaksanakan inovasi yang sedang dikembangkan.
“Lebih fokus di sini, sebenarnya juga mendukung revolusi jagung Pemkab Kukar, mendukung kegiatan pemerintah daerah,” terang Fausiah. Wakil Ketua DPRD Kaltim, Seno Aji, menyebutkan, hasil pengembangan bersama BPTP Kaltim cukup luar biasa. Bahkan, hasil panen perdana ini akan digunakan sebagai bibit untuk ditanam kembali di wilayah lain di Kaltim.
Ditambahkan Seno, kerja sama DPR RI dan BPTP Kaltim tak hanya di satu tempat saja. Program ini akan terus dikembangkan lagi agar Kukar dapat menjadi pusat budi daya holtikultura. “Tindak lanjut ke depannya akan kita pikirkan, apakah memperluas lahan atau menambah (infrastruktur) mesinnya, kita berharap tidak hanya ulunya saja, tapi hilirnya juga,” tutupnya.