Reporter: Anas Abdul Kadir | Editor: Supiansyah
TANA PASER - Perumda Air Minum Tirta Kandilo Kabupaten Paser menargetkan 2.500 lebih pelanggan baru per tahun. Dalam pemenuhan target tersebut, Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Kandilo, Suryanto Agustono mengelaborasi berbagai program yang telah disediakan oleh pemerintah baik dari pusat, provinsi maupun dari internal perusahaan.
"Kalau program tersebut ada SR MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) dari Pemkab Paser, DAK (Dana Alokasi Khusus) dan SR (sambungan reguler) mandiri," sebut Suryanto, saat melakukan peninjauan pemasangan penerima sambung air SR MBR di Desa Sungai Tuak, Senin (23/8/2021).
Suryanto menyebutkan penerima program Pemkab Paser SR Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) hanya dikenakan biaya sebesar Rp300 ribu. Itu digunakan untuk biaya administrasi Rp125 ribu, ditambah Rp175 ribu untuk pembayaran rekening penggunaan air selama dua bulan. Sedangkan, bila pelanggan melakukan pemasangan secara mandiri dikenakan biaya sebesar Rp 2.610.200.
"Jika ada kelebihan dikembalikan, namun bilamana ada kekurangan pembayaran mesti di tambahkan oleh pelanggan," sebut Dirut tersebut.
Jadi, katanya, untuk program MBR ini kita gratiskan untuk pemasangan dari pipa utama PDAM sampai dengan meteran. Selanjutnya dari meteran hingga ke setiap kran air itu sudah menjadi tanggung jawab warga.
Suryanto menyebutkan penerima MBR tahun 2021 sebanyak 1.350 KK (Kepala Keluarga). Kemudian untuk di desa sungai penerima MBR sebanyak 200 KK lebih. Selain program dari MBR dari Pemkab Paser melalui pembiayaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Masyarakat di desa Sungai Tuak juga menerima progam pemasangan air bersih dari DAK sebanyak 180 unit.
"Sekarang setiap program DAK ada pemasangan instalasi sambungan ke rumah pelanggan. Ini membenarkan bahwa pipa yang terpasang aktif. Dan untuk program DAK pelanggan tidak dikenakan biaya apapun," sebutnya.
Saparuddin (55) warga desa Sungai Tuak, Kecamatan Tanah Grogot, mengaku sangat senang dengan adanya program MBR dari Pemkab Paser. Pasalnya selama ia tinggal di desa tersebut untuk memenuhi kebutuhan air untuk dikonsumsi, dirinya harus membeli cukup jauh. Untuk kebutuhan harian MCK (Mandi, Cuci, Kakus) ia mengandalkan air sungai Kandilo secara langsung.
"Saya berterima kasih terhadap pemerintah daerah dan Pemkab Paser telah memberikan bantuan pemasangan air PDAM ke rumah saya. Pokoknya yang dilakukan pemerintah, baik semua," ungkap Saparuddin.