Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Sepi Pembeli, Pedagang Daging Sapi di Pasar Senaken Lakukan Hal Ini untuk Tutupi Kerugian

Arsani, salah satu penjual daging di Pasar Induk Payembolum Senaken (foto: Anas/pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Mikro

    Sepi Pembeli, Pedagang Daging Sapi di Pasar Senaken Lakukan Hal Ini untuk Tutupi Kerugian

    PusaranMedia.com

    Arsani, salah satu penjual daging di Pasar Induk Payembolum Senaken (foto: Anas/pusaranmedia.com)

    Sepi Pembeli, Pedagang Daging Sapi di Pasar Senaken Lakukan Hal Ini untuk Tutupi Kerugian

    Arsani, salah satu penjual daging di Pasar Induk Payembolum Senaken (foto: Anas/pusaranmedia.com)

    Reporter: Anas Abdul Kadir | Editor: Supiansyah

    TANA PASER - Aktivitas jual beli di Pasar Penyembolum Senaken di Kecamatan Tanah Grogot, nampak lengang sehingga mengakibatkan penurunan pendapatan bagi penjual.

    Dari pantauan pusaranmedia.com selama satu jam di lokasi, pembeli daging nampak sepi peminat.

    Calon pembeli datang silih berganti dari petak penjual ayam dan ikan, mereka, hanya bertanya atau membandingkan harga dari petak satu dengan lainnya. 

    Kontras bagi pedagang daging sapi. Ada yang duduk santai, memainkan ponsel atau merapikan daging dagangannya.

    Asrani, salah seorang penjual daging sapi menuturkan dirinya saat ini sering  bertransaksi jual-beli sesama dengan penjual. Hal itu sengaja ia lakukan dari pada merugi lebih banyak lagi.

    Tentu saja, jelas dia, hanya cukup membayar harga modal diawal. Ketimbang tak habis terjual. "Kembali modal saja mereka sudah bersyukur.Ini sebagian saya beli daging sapi bang Amat. Dia jualan setengah hari saja. Sudah biasa sih seperti ini. Ya harganya harga teman atau bayar modalnya saja," kata Asrani, Rabu (25/8/2021).

    Diakuinya, animo pembeli sendiri sangat jauh berbeda dengan sebelum Covid-19 mewabah. Biasanya dalam sehari berhasil menjual 70 sampai 80 kilogram, kini turun drastis. Mencapai setengahnya saja sudah ia sudah sangat bersyukur.

    "Dulu orang beracara (pesta nikahan atau syukuran) bisa memesan 50 kilogram daging sapi. Sekarang, hanya 10 sampai 20 kilogram," tutur Asrani.

    Sebagai penjual daging, Asrani saat ini tak bisa mengharapkan pesanan dari pesta. Apalagi hingga saat ini, kata dia, pemerintah menerapkan Pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) semuanya jadi terbatas. Meski begitu, ia tetap semangat dan bersyukur, baginya rezeki sudah ada porsinya masing-masing. 

    "Harga daging sapi lokal Rp125 ribu sampai Rp130 ribu per kilogram, sedangkan tulang yang banyak dagingnya Rp80 ribu, dan kikil Rp25 ribu per potong," sebut Asrani. 

    Sementara itu, Amat pedagang daging sapi lainnya, kini ia hanya berharap pada penjual bakso. Karena untuk perorangan atau rumah tangga diakui sepi pembeli, begitupun dengan pelanggan dari warung makan juga tidak bisa terlalu diharapkan. 

    "Sekarang saya berharap dari penjual pentol saja. Kalau pembeli dari warung makan sudah sangat jarang selama pandemi Covid-19 ini. Nggak stabil juga," jelas Amat. 

    Biasanya dalam sehari bisa terjual satu ekor daging sepi. Ya dari pada daging jualannya tidak habis dan ia terancam merugi, menjual pada sesama penjual daging sapi jadi solusi. Setidaknya, kembali modal. 

    "Kalau dulu sehari bisa habis satu ekor. Sekarang ini dua sampai tiga hari baru habis terjual," pungkasnya.