Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Perantau Sebatang Kara di Tenggarong Ditemukan Tak Bernyawa

Tim Inafis Satreskrim Polres Kukar mengevakuasi mayat Gento untuk pemeriksaan lebih lanjut di rumah sakit (Foto: Lodya/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Perantau Sebatang Kara di Tenggarong Ditemukan Tak Bernyawa

    PusaranMedia.com

    Tim Inafis Satreskrim Polres Kukar mengevakuasi mayat Gento untuk pemeriksaan lebih lanjut di rumah sakit (Foto: Lodya/Pusaranmedia.com)

    Perantau Sebatang Kara di Tenggarong Ditemukan Tak Bernyawa

    Tim Inafis Satreskrim Polres Kukar mengevakuasi mayat Gento untuk pemeriksaan lebih lanjut di rumah sakit (Foto: Lodya/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Lodya Astagina | Editor: Supiansyah

    TENGGARONG - Warga Jl Panjaitan RT 10 Kelurahan Loa Ipuh, Kecamatan Tenggarong digegerkan dengan adanya penemuan seorang laki-laki dengan posisi telentang pada Jumat (27/8/2021) sekira pukul 19.00 Wita. 

    Saksi yang menemukan mayat itu pertama kali, Rodi Istiyanto (48) menerangkan, pria itu adalah perantau yang sudah lama tinggal di Tenggarong. Sejak kecil ia sudah merantau dan hanya tinggal sebatang kara tanpa sanak saudara. Diketahui, pria itu adalah perantau dari Madiun, Jawa Timur dan tak memiliki identitas. Meski begitu, warga sekitar kerap menyapanya dengan sapaan Gento.

    Rodi menyebutkan, Gento sendiri sudah tinggal di rumah itu kurang lebih selama enam tahun. Tak ada pekerjaan tetap yang dilakoninya, hanya serabutan dan terkadang berjaga di bengkel  motor. “Cuma setahu kami beliau perantauan, kami di kampung ini semuanya tau, beliau ini kredibilitasnya ndak jelek, baik aja selama ini,” kata Rodi. 

    Penemuan mayat Gento bermula saat Rodi memutuskan keluar rumah untuk menutup mobilnya selepas salat magrib. Namun, pandangannya tertuju pada pintu tempat tinggal Gento yang terbuka dan melihat ada sebuah kaki. Rodi pun inisiatif memanggil almarhum, tapi setelah beberapa panggilan dari Rodi tak digubris oleh Gento. 

    Dia pun memutuskan untuk datang mendekat dan melihat lebih jelas, sampai akhirnya mendapati Gento sudah dengan posisi mata terbuka dan mulut menganga. “Saya lihat kaki almarhum ini jatuh, saya panggil namanya terus dia enggak menggubris, saya jenguk mulutnya sudah gini (nganga) dan matanya juga terbuka,” jelasnya. 

    Melihat itu, sontak Rodi pun memanggil tetangga sekitar untuk minta bantuan melihat kondisi korban, setelah dipastikan Gento sudah tak bernyawa lagi. Setelah itu, dia pun bergegas melapor kepada Ketua RT dan berkoordinasi dengan pihak masjid. 

    Menurutnya, sore tadi warga sekitar masih melihat almarhum Gento jalan di kawasan sekitar perkampungan. Namun, tak disangka setelahnya ia menemukan almarhum sudah meninggal. “Saya tanya orang kampung tadi sore dia jalan, berarti baru (meninggalnya),” ucapnya. 

    Ia menambahkan, almarhum memang diketahui sudah sakit-sakitan. Dia pun sempat menawarkan bantuan kepada Gento untuk diantarkan berobat ke rumah sakit, namun ditolak. “Sakit memang, tidak makan kemudian batuk kemudian muntah-muntah. Kayanya memungkinan TBC kalo kami liat, sudah lama sepertinya, maag juga saya liat dia itu mungkin,” tukasnya. 

    Lalu sekira pukul 20.00 Wita, tim Inafis Satreskrim Polres Kukar melakukan evakuasi terhadap Gento untuk kemudian dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. Tapi Rodi menerangkan, warga setempat sudah bermusyawarah dan sepakat untuk menguburkan almarhum Gento nantinya. 

    “Warga punya kesepakatan mengubur almarhum, inisiatif dari masyarakat rt 9 rt 10 karena beliau ini kan ndak ada keluarga. Mungkin kalau kami di sini di Selendereng atau di atas pura (menguburnya) nanti kesepakatan warga,” pungkasnya.