Reporter: Diansyah | Editor: Supiansyah
NUNUKAN - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Nunukan, Agung Nugroho mengatakan pertumbuhan ekonomi daerah yang dipimpin Hj Asmin Laura Hafid dan H Hanafiah, pada 2020 mengalami penurunan drastis pasca dihantam pandemi Covid-19.
Menurut Agung, semua sektor yang mengalami penurunan drastis itu mulai dari sektor pertanian, sektor pertambangan, industri pengolahan dan pengadaan listrik dan gas.
Menurut data BPS, untuk sektor pertanian mengalami penurunan, dimana pada 2019 berada di angka 7,03 persen dan turun 4,82 persen di 2020.
"Begitu juga dengan sektor pertambangan dan penggalian yang justru mengalami pertumbuhan negatif, dimana 2019 berada di angka 6,09 persen turun hingga -5,47 persen," ujar Agung kepada media ini.
Tidak hanya pertambangan dan penggalian, sektor lainnya yang mengalami pertumbuhan negatif lainnya diantaranya, sektor industri pengolahan -1,30 persen, transportasi pergudangan -1,54, penyediaan akomodasi dan makan minum -1,82 dari tahun 2019 di angka 8,38 persen.
"Jadi secara keseluruhan pertumbuhan perekonomian Nunukan tahun 2020 mengalami penurunan di angka -0,96 persen dari sebelumnya 6,75 persen," ungkapnya.
Sementara, kontribusi terhadap perekonomian Nunukan pada 2020 terbesar di sektor pengadaan listrik dan gas sebesar 13,31 persen dari sebelumnya 6,47 persen. Selanjutnya kontribusi lainnya sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang 5,61 persen dari 2,54 di 2019.
Pengambilan sampel perekonomian ini, dikatakan Agung merupakan gambaran keseluruhan Kabupaten Nunukan, dan untuk gambaran kecamatan pihaknya menyarankan untuk ke instansi teknis terkait.
"Kalau ingin secara detail di setiap kecamatan, mungkin bisa menggali di OPD masing-masing sektor," ujarnya.
Menurut Agung, Nilai Tukar Petani (NTP) pada 2021 terjadi kenaikan pada Agustus. Secara umum, NTP gabungan dari semua sektor sebesar 106,17 persen.
"Terjadi perubahan 0,52 persen dari Juli 2021. Jadi bisa dikategorikan secara umum petani di Nunukan itu mampu. Karena kalau NTP nilainya di atas 100 berarti ada kelebihan uang. Tetapi ini kita melihat secara gabungan," ucapnya. Disisi lain, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Nunukan terpuruk dari empat tiga kabupaten/kota lainnya di Kaltara, dimana, Nunukan berada di angka 65,79 persen lebih rendah dari Kabupaten Tana Tidung (KTT) di angka 66,97 persen disusul Kabupaten Bulungan 71,1 persen, Kabupaten Malinau 71,94 dan tertinggi IPM dimiliki Kota Tarakan 75,83 persen.
Dan untuk jumlah penduduk miskin, Nunukan menempati posisi kedua di angka 13,76 persen dari Tarakan dengan angka kemiskinannya mencapai 17,33 persen. Selanjutnya posisi ketiga Bulungan 13,08 persen, Malinau 6,16 persen dan terakhir KTT 1,46 persen.
Hal ini berbanding lurus dengan tingkat pertumbuhan penduduk, dimana Tarakan pada 2020 berpenduduk 242.786 jiwa, Nunukan 199.090 jiwa, Bulungan 151.844 jiwa, Malinau 82.510 jiwa dan terakhir KTT hanya berpenduduk 25.584 jiwa.