TENGGARONG - Kabupaten Kutai Kartanegara miliki empat potensi panas bumi yang dapat dikembangkan menjadi wisata pemandian air panas.
Lokasinya berada di Desa Tamapole dan Desa Dondang di Kecamatan Muara Jawa, Desa Sungai Merdeka di Kecamatan Samboja yang masuk dalam wilayah Tahura Bukit Soeharto, Desa Santan di Kecamatan Marangkayu, dan terakhir di Kecamatan Sangasanga.
Kepala Seksi Perencanaan Inventarisasi dan Evaluasi Panas Bumi Dinas Energi Sumber Daya Mineral Kukar, Irawan mengatakan saat ini potensi pemandian air panas yang sudah dimanfaatkan sebagai wadah wisata ada di Desa Dondang.
“Yang sudah dimanfaatkan sebagai wisata sejak awal 2019,” ujarnya, Kamis (24/9/2020).
Menurut Irawan potensi panas bumi sebenarnya sudah diketahui sejak lama, tetapi luput dari konsentrasi karena beberapa waktu lalu DESDM masih disibukkan dengan batu bara.
“Waktu itu belum respon ke sana, karena lebih disibukkan dengan batu bara dan lainnya,” akunya.
Saat ini, status lahan pemandian air panas di Desa Dondang tersebut masih dalam status kepemilikan pribadi, sehingga masuk dalam wisata milik swasta. Ke depannya, Irawan akan membahas lebih lanjut terkait pengembangan ke arah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kukar, karena hingga saat ini, penghasilan yang dihasilkan pengelola wisata tersebut hitungannya masih masuk ke dalam kantong pribadi saja.
“Untungnya yang punya lahan ada jiwa untuk bisnis dan kembangkan wisata. Ke depannya kita mau kembangkan ke arah PAD, kita dapat apa di situ. Omzet masih pribadi, jadi untuk pajak dan lainnya itu perlu proses, serta kerja sama banyak pihak,” pungkasnya.
Irawan melanjutkan, pihaknya memang mencoba untuk mengeksplor lebih jauh mengenai potensi-potensi panas bumi semenjak ada UU 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Setelah menggali banyak informasi, ternyata memang ada potensi tersebut.
“Dan ada potensi itu yang lokasinya nonvulkanik, kita sampai mendatangkan beberapa akademisi yang konsen di bidang ahli panas bumi dari Bandung. Ini sebenarnya dari histori geologi ya, ini mungkin daerah jebakan gas. Rata-rata keberadaan air panas ini ada di daerah pesisir,” katanya.
Menariknya, ia mendapatkan informasi dari pihak desa di Kecamatan Tabang, ada dua desa lagi yang sepertinya memiliki potensi yang sama, yaitu Desa Kebaq dan Desa Sidomulyo. Saat ini, mereka masih mecoba untuk meninjau informasi lokasi potensi panas bumi tersebut.
“Dari sisi sejarah geologi tua pegunungan berapi Meratus dulu, benar masih kita temukan batu bekunya dan batuan lainnya,” pungkasnya.
Irawan menjelaskan, untuk menuju ke lokasi tersebut medannya berat dan harus menempuh waktu berhari-hari.
“Jadi kita jalin komunikasi dengan aparat dan masyarakat yang sering berladang, berkebun, atau berburu, sehingga bisa terbantu dapat informasi. Rencananya, nanti kami mau ninjau lebih lanjut lagi,” tuturnya.
Reporter: Lodya Astagina
Editor: Supiansyah