Reporter: Ainur Rofiah | Editor: Buniyamin
SANGATTA - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim bersama PT Kaltim Prima Coal (KPC) Kutim, Centre for Orangutan Protection (COP) dan Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) Berau Barat melepasliarkan satu orangutan dewasa ke Hutan Lindung Sungai Lesan (HLSL) Berau.
Orangutan jantan bernama Chiko tersebut diperkirakan berusia 20 tahun yang direscue dari kawasan sekitar perkantoran Pit Hatari, KPC. Untuk menghindari perubahan perilaku Chiko, Balai KSDA memutuskan melepasliarkannya ke HLSL.
Superintendent Reclamation Planing Environmental KPC, Agung Febrianto mengatakan butuh persiapan selama seminggu dengan melibatkan Tim Enviromental KPC dan Balai KSDA Kaltim serta para dokter hewan KPC dan dokter hewan dari Balai KSDA untuk melepasliarkannya.
“Selama masa karantina di kandang transit, setiap hari kondisi Chiko dikontrol oleh dokter hewan KPC di bawah pengawasan dokter hewan Balai KSDA Kaltim,” kata Agung, Senin (25/10/2021).
Agung mengaku pelepasliaran Chiko berjalan mulus. Begitu kandang terbuka, Chiko langsung keluar menuju pohon terdekat dan memanjat tinggi menjelajahi kanopi hutan Sungai Lesan.
Superintendent Reclamation KPC, Wahyu Wardana menyampaikan sebelum dilepaskan ke HLSL, beberapa tahun lalu Chiko pernah dilepaslirkan ke hutan Pinang Dome, area hutan di kawasan tambang KPC.
Namun Chiko kembali ke area perkantoran Pit Hatari dan terlihat nyaman berinteraksi dengan manusia. “Untuk menghindari terjadinya konflik dengan manusia, kami menghubungi BKSDA untuk dipindahkan,” ujar Wahyu.
Wahyu mengatakan KPC memiliki komitmen tinggi dalam konservasi orangutan di wilayah tambang dan telah bekerjasama dengan Ecositrop dan STIPER Kutim untuk memonitor satwa dilindungi tersebut di wilayah tambang
“Lingkup kerjasama dengan Ecositrop dan STIPER tentang studi konservasi, yang mencakup monitoring keberadaan, jumlah dan perilaku Orangutan di wilayah KPC,” tutupnya.
Kepala Balai KSDA Kaltim, Ivan Yusfi Noor menjamin Chiko akan aman di HLSL. Hutan dengan area seluas 13 ribu hektar lebih itu memiliki daya dukung yang baik bagi kehidupan Orangutan.
"Kami (BKSDA, red), bersama teman-teman NGO dan KPH sudah melakukan studi di HLSL ini. Kesimpulan dari studi itu adalah HLSL ini memiliki kemampuan untuk mendukung kehidupan Orangutan. Sehingga layak untuk memindahkan Chiko yang kita rescue dari area KPC,” kata Ivan.
Menurutnya HLSL sendiri memenuhi semua aspek yang diperlukan untuk kelangsungan hidup Orangutan. Aspek itu antara lain keamanan dan daya dukung lingkungan. HLSL memiliki Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) Berau Barat.
Sedangkan, aspek daya dukung lingkungan, memiliki banyak pakan dan merupakan habitat asli Orangutan liar. “Dari survei yang kami lakukan, kami menemukan Orangutan liar di HLSL ini. Selain itu, HLSL aman karena sudah dikelola oleh KPH Berau Barat. Kami yakin Chiko akan aman di sini,” ujar Ivan.
Ivan berharap Chiko bisa menemukan pasangan dan akan berkembangbiak sehingga populasi Orangutan terus bertambah.