Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

UMKM Terbukti Mampu Bertahan di Tengah Krisis

Tangkapan layar Virtual Class oleh LPDS (Foto: Lodya/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    UMKM Terbukti Mampu Bertahan di Tengah Krisis

    PusaranMedia.com

    Tangkapan layar Virtual Class oleh LPDS (Foto: Lodya/Pusaranmedia.com)

    UMKM Terbukti Mampu Bertahan di Tengah Krisis

    Tangkapan layar Virtual Class oleh LPDS (Foto: Lodya/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Lodya Astagina | Editor: Supiansyah

    TENGGARONG - Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia pada 2018 memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 57,3 persen atau senilai Rp476,8 triliun per bulan dan Rp15,7 triliun per hari. Ini semua melibatkan 64,2 juta unit UMKM yang mempekerjakan 116 juta orang. 

    Hal ini disampaikan Program Director Pusat Informasi dan Pengembangan Bisnis (Pinbis) Indonesia Zul Fadli dalam Virtual Class yang diselenggarakan oleh Lembaga Pers Dr Soetomo (LPDS) pada Jumat (27/11/2020). 

    Dalam materinya, Zul menjelaskan pemanfaatan media untuk UMKM. Menurutnya, UMKM terbukti bertahan dan eksis menghadapi krisis. 

    “Kehadiran mereka sangat dibutuhkan, dan kehadiran mereka sangat besar untuk kontribusi ekonomi, bahkan dalam memenuhinya untuk diri mereka sendiri,” jelasnya. 

    Bahkan, dalam keadaan krisis pun, UMKM harus tetap semangat untuk berusaha. Oleh karena itu, dalam hal ini peran media sangat penting untuk menunjang eksistensi UMKM.

    “Peran media bisa mempromosikan produk dari pada sebuah UMKM,” ucapnya. 

    Peran media bagi UMKM, bisa memainkan peran yang strategis, memberikan informasi kepada khalayak secara luas dan global, mensosialisasikan kebijakan pemerintah, termasuk UMKM. 

    “Bisa untuk memberikan informasi aspek legal, izin usaha, PIRT untuk usaha yang sifatnya memproduksi makanan, atau pinjaman akses perbankan, info pelatihan dan pelantikan UMKM, dan kebijakan pemerintah untuk menyelamatkan UMKM,” terangnya. 

    Selain media, pelaku UMKM tentunya dapat memanfaatkan media sosial sebagai salah satu solusi. Ia mengatakan, UMKM go online, ini akan menjadi kekuatan ekonomi Indonesia pada tahun 2030 mendatang. 

    “Sebelum dan setelah ada online tentunya berbeda, saat sebelum harus ada tempat harus ada yang menjaga usahanya. Sekarang cuma bisa lewat HP saja,” ujarnya. 

    Memanfaatkan media sosial seperti Facebook dan Instagram dapat lebih susah ditemukan orang, lebih terpercaya, orang Indonesia lebih suka belanja melalui aplikasi tersebut, serta berpotensi viral dan dikenal banyak orang. 

    “Jangkauan usaha dapat jadi lebih luas, bahkan pengguna internet menjadi 196,7 juta jiwa hingga kuartal II 2020 di Indonesia,” imbuhnya. 

    Lalu, Business Coach Cahyo Pramono juga turut menyampaikan materi seputar UMKM di saat Pandemi Covid-19, Problematika dan Solusi. 

    Pramono memaparkan, UMKM merupakan krisis abadi, ini merupakan krisis yang nyata dan lumrah. Karena untuk bisa menjadi usaha yang besar tentunya harus melalui usaha kecil terlebih dahulu. “Pada akhirnya usaha mikro akan menjadi besar nantinya,” paparnya. 

    Apapun krisis yang terjadi saat ini, baik itu sumber daya yang menurun, teknologi, omzet pasar menurun, distribusi terhambat, permodalan, dan lainnya, itu harus didasari pada mental dan teknikal usaha dari seorang wirausaha itu sendiri. “Itu akan ditanggapi dengan respon yang berbeda-beda dari setiap pelaku usaha,” katanya. 

    Bagaimanapun krisis usaha yang sedang dihadapi, terap harus kembali pada mentalitas wirausaha dalam berbisnis. Teknikal pun penting, pebisnis harus belajar dari gagal. “Semuanya bisa jadi pahlawan, harus miliki semangat itu, harus memiliki tekad kuat, fokus, tahan banting, pintar mengatur keuangan dan sebagainya,” tuturnya. 

    Cahyo yakin krisis pasti akan berlalu, dan kita perlu bertahan. Semua pengusaha bisa sukses dengan catatan penting, pada saat adanya krisis dan kesulitan melanda, harus bisa melihat peluang dan keuntungan.