Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan
Banner ADV

Desa Wisata di Tapal Batas Negara 

Wajah Desa Wisata di Kecamatan Lumbis Pansiangan (Foto: Diansyah/pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Banner ADV

    Kalimantan Utara

    Desa Wisata di Tapal Batas Negara 

    PusaranMedia.com

    Wajah Desa Wisata di Kecamatan Lumbis Pansiangan (Foto: Diansyah/pusaranmedia.com)

    Banner ADV

    Desa Wisata di Tapal Batas Negara 

    Wajah Desa Wisata di Kecamatan Lumbis Pansiangan (Foto: Diansyah/pusaranmedia.com)

    Reporter: Diansyah | Editor: Supiansyah 

    NUNUKAN - Tidak ada yang menyangka daerah yang berada di tengah bantaran sungai hutan perawan di Kecamatan Lumbis Pansiangan ini, bakal menjadi satu dari sekian destinasi wisata unggulan di Kalimantan Utara (Kaltara). 

    Lokasinya yang tepat berada di wilayah perbatasan baik sungai dan darat wilayah Sabah, Malaysia itu seakan menjadi mutiara  tersembunyi di balik lebatnya paru-paru dunia tersebut. 

    Untuk menjangkaunya, para wisatawan hanya dapat mengaksesnya melalui Ibukota Kecamatan Lumbis atau tepatnya di Desa Mansalong. Sekumpulan longboat milik masyarakat sekitar, siap menghantarkan anda menuju destinasi wisata air arung giram dan jetski sungai pertama di Indonesia itu. 

    Perjalanan akan dimulai dengan menyusuri arus dari sungai Pansiangan, setelah memasuki sejumlah desa yang berada di wilayah Kecamatan Lumbis Ogong, wisatawan akan dimanjakan dengan pemandangan mengagungkan dari sang pencipta yakni hamparan hutan di sisi kanan dan kiri sepanjang aliran sungai tersebut. 

    Kondisi hutan dengan susunan pohon yang begitu rapat dan tumpukan batu besar yang disejumlah sisinya teraliri air dari mata air gunung itu, tampak menjadi pelengkap pemandangan bak latar dalam sebuah film hollywood. 

    Rindangnya pepohonan ditambah kesejukan udara sekitar, seakan menjadi hipnotis tersendiri bagi mereka yang baru pertama kali mendatangi wilayah tersebut. Bagaimana tidak, wisatawan seakan tak lagi memperdulikan estimasi waktu perjalanan yang nyaris ditempuh empat jam itu. 

    Karena sepanjang mata memandang, hanya tampak lukisan alam dengan susunan pohon menjulang tinggi ditambah kicauan suara alam yang saling bersahutan. 

    Belum lagi, sensasi derasnya aliran sungai dengan susunan bebatuan yang membentuk ombak-ombak kecil itu sesekali menjilati longboat yang kami tumpangi dengan panjang tujuh meter dan lebar 1,2 meter dengan bermesin 40 PK itu. 

    Sang juragan longboat akan berhenti sejenak dialiran dua sungai yang tampak begitu jernih untuk sekedar beristirahat, dan tempat itu dijuluki rest area KM 64. 

    Setelah istirahat sejenak, sang juragan akan kembali menarik pedal gas longbatnya yang sepenuhnya terbuat dari kayu untuk menghadapi giram yang lebih ekstrim. 

    Setelah berjalan beberapa kilometer, sambutan bendera merah putih yang tengah berkibar sebagai pertanda jika para wisatawan telah memasuki daerah yang kini ditetapkan sebagai Desa Wisata oleh Pemerintah Provinsi Kaltara itu. 

    Dari keterangan GPS digital yang kami gunakan, kami tiba di Ibukota Kecamatan Lumbis Pansiangan tepat berada di 87.18 kilometer. 

    Setibanya di Desa Sumantipal suara gong dan jejeran wanita berpakaian khas suku dayak agabag menyambut setiap tamu yang datang dengan ramah sembari melempar senyum disertai salam penyambutan. 

    Sejumlah warga pun dengan cepat menghampiri setiap tamu yang datang dan mengarahkan menuju guest house yang berada tepat di bibir sungai antara Indonesia dan Malaysia. 

    "Luar biasa, kampung yang tadinya tidak ada yang menyangka akan berubah drastis seperti ini. Sekarang menjadi sebuah lokasi yang bakal memanjakan setiap pengunjungnya," ujar Asrullah salah seorang wisatawan yang berkunjung ke Lumbis Pansiangan. 

    Gemercik suara air di malam hari ditambah suara kicauan sejumlah hewan yang bersumber dari dalam hutan dijamin akan merefreskan kembali tubuh dan pikiran anda dengan sekelumit suasana perkotaan. 

    Malam hari yang begitu sejuk bersamaan dengan turunnya embun dilereng gunung Pansiangan itu tidak akan begitu terasa dengan kehangatan warga sekitar yang terus menyambut dengan hangat. 

    Hari pertama pun berlalu, disaat sang fajar masih sangat malu-malu untuk menampak wajahnya. Lukisan alam terindah pun kembali ditampakkan sang pencipta, embun tipis yang menyelimuti deretan pepohonan seakan membawa kita masuk ke dalam negeri dongeng. 

    Perangkat gadget pun seakan keluar dengan sendirinya, untuk memaksa kita mengabadikan momen nan begitu indah tersebut. Sejumlah wisatawan pun berlomba-lomba menentukan dan mencari spot terbaik mereka. Baik untuk dokumentasi pribadi, maupun potret untuk mengisi setiap akun sosial media masing-masing. 

    Plt Camat Lumbis Pansiangan, Lumbis kepada media ini mengatakan, setidaknya dia butuh dua tahun sejak ia dipercayakan oleh Bupati Nunukan memimpin kecamatan tersebut. Dia tersadar, jika kondisi alam yang tidak memungkinkan dia memberdayakan masyarakat untuk bertani maupun beternak, membuatnya pun harus berpikir keras. 

    Sejumlah ide pun bermunculan, keberadaan sungai dengan giramnya yang begitu menantang, membuat dirinya akhirnya memutuskan jika potensi ini yang dapat dia kembangkan demi meningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar. 

    Tak tanggung-tanggung, ide nekatnya itupun dia manfaatkan dengan mengumpulkan seluruh desa dibawa naungan Kecamatan Lumbis Pansiangan untuk terlebih dahulu merubah wajah depan perkampungan tersebut, yakni dengan membangun jembatan penghubung masyarakat satu dengan yang lainnya. Dimana, jembatan itu kini dinamai jembatan merah putih. 

    Usai membangun jembatan, tiga unit jetski dan enam unit perahu karet pun didatangkan pihak kecamatan dengan memanfaatkan anggaran Dana Desa (DD) yang sepenuhnya diperuntukkan guna pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana wisata pertama di Kalimantan Utara itu. 

    "Semua persiapan hingga pengadaan dan pembangunan sepenuhnya bersumber dari urunan desa yang ada di kecamatan kami. Sehingga, kami percaya jika hal ini adalah satu langkah kami bersama-sama ingin mengenalkan potensi utama desa kami ini," jelas Lumbis. 

    Dengan hadirnya wisata arung giram ini, Lumbis berharap Pemprov Kaltara dan Pemkab Nunukan dapat ikut membantu penyediaan sejumlah fasilitas pendukung lainnya, baik jaringan telekomunikasi maupun pelayanan jaringan listrik agar dapat memaksimalkan pelayanan terhadap wisatawan yang berkunjung ke Lumbis Pansiangan. 

    "Saya jaminkan akan bertemu dengan Menteri Pariwasata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Ugo agar Lumbis Pansiangan menjadi perhatian pemerintah pusat untuk sektor wisata," jamin Gubernur Kaltara, H Zainal Arifin Paliwang ditemui pasca membuka secara resmi paket wisata Lumbis Pansiangan. 

    Pihaknya pun mengapresiasi langkah tepat yang dilakukan oleh Camat Lumbis Pansiangan dan Zainal Arifin berharap dengan hadirnya PLBN Labang nantinya akan mempermudah akses dan investasi di desa tersebut.