TENGGARONG - Kalau selama ini kita hanya akrab dengan bawang putih, bawang merah, bawang bombai dan daun bawang saja sebagai olahan masakan, kali ini ada jenis bawang lain yang miliki manfaat khusus untuk kesehatan, yaitu bawang Dayak.
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) lakukan program kerja pada tanggal 9-16 September lalu dengan mengedukasi masyarakat Desa Loa Lepu tentang cara mengolah bawang Dayak menjadi teh herbal, pentingnya bagi kesehatan, dan manfaatnya untuk peluang bisnis.
Anggota KKN UMM Wahyu Setyaningrum mengatakan kegiatan ini merupakan proker unggulan kelompok mereka. Dan semua anggotanya merupakan mahasiswa asli dari Tenggarong.
“Kita mulai KKN dari tanggal 6 September sampai 6 Oktober nanti selesainya,” jelas Tya, Jumat (25/9/2020).
Tya mengaku untuk proses edukasi terhadap warga sebelumnya terbatas karena terkendala situasi pandemi Covid-19 dan faktor cuaca.
“Dibatasi sama Pak Kades untuk ngumpulin warga, dan kemarin itu lama diproses pengeringan, mungkin kalau nggak terkendala cuaca bisa lebih cepat lagi,” katanya.
Bawang Dayak atau dikenal dengan bawang sabrang merupakan salah satu spesies bawang yang berasal dari Amerika. Tanaman ini banyak tumbuh di dataran tinggi antara 600-1500 mdpl. Tanaman ini menyukai tempat terbuka dengan tanah yang miliki banyak humus dan lembap. Bagian tumbuhan yang ditanam adalah umbinya.
Selain itu, Bawang Dayak miliki nama latin Eleutherine bulbosa, yang cukup dikenal dengan banyak nama lainnya. Di antaranya bawang hutan, bawang kabe dan bawang tiwai.
Di Indonesia, bawang ini tumbuh banyak di daerah Kalimantan. Nama bawang Dayak sendiri terinspirasi dari suku Dayak yang memang sejak lama menempati tanah Kalimantan. Di Kalimantan, bawang Dayak tumbuh di hutan dan beberapa dibudidayakan oleh petani lokal.
Bawang Dayak memiliki banyak manfaat, salah satunya sebagai obat tradisional yang dibuat jadi teh herbal untuk khasiat kesehatan. “Mencegah penyakit jantung, mengobati diabetes, asma, bisul, amandel, bronkitis, darah rendah, maag, dan banyak manfaat lainnya juga,” ujarnya.
Adapun cara membuat teh bawang Dayak ini menjadi teh herbal. “Sediakan bawang dayak yang diperlukan, bersihkan bawang Dayak, lalu iris bawang Dayak tanpa mengupas kulitnya, setelah itu, irisan bawang Dayak dijemur sampai kering di bawah sinar matahari, terus untuk dapat hasil yang baik, jemur 3-4 hari kalau cuaca panas terik. Setelah dapat hasilnya yang sudah kering, ambil 1 sdm bawang dayak kering dan masukkan ke dalam gelas, kemudian seduh bawang Dayak dengan air panas, kalau mau rasa teh bawang Dayak agak manis, bisa ditambahkan madu sesuai selera,” jelasnya.
“Hambar, cuman kemarin kebanyakkan bawangnya dari pada airnya jadi terasa pahit gitu, terus terasa hawa bawangnya sama kayak habis makan bawang goreng gitu baunya,” sambungnya.
Teh bawang Dayak bisa dijadikan bisnis yang menjanjikan untuk menambah penghasilan. “Bisa diperjual belikan secara offline maupun online,” tuturnya.
Selain itu, Tya mengatakan, Kepala Desa Loa Lepu Kecamatan Tenggarong Seberang berharap kegiatan ini tidak berhenti sampai di sini saja. “Pak Kades juga berharap kita nggak putus selama KKN aja, bisa menggunakan media sosial mungkin untuk promosikan teh ini, tapi ada beberapa kendala juga, kayak uji kelayakan, izin BPOM, dan lain-lain, ditambah keadaan corona begini kan,” ujarnya.
Reporter: Lodya Astagina
Editor: Supiansyah