Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Petani Tambak di PPU Merugi Akibat Banjir Rob

Petani tambak di Kelurahan Kampung Baru mengalami kerugian akibat banjir rob. Karena ikan bandeng siap panen, lepas. (Foto: Adi Kade/pusaranmedia.Com)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Petani Tambak di PPU Merugi Akibat Banjir Rob

    PusaranMedia.com

    Petani tambak di Kelurahan Kampung Baru mengalami kerugian akibat banjir rob. Karena ikan bandeng siap panen, lepas. (Foto: Adi Kade/pusaranmedia.Com)

    Petani Tambak di PPU Merugi Akibat Banjir Rob

    Petani tambak di Kelurahan Kampung Baru mengalami kerugian akibat banjir rob. Karena ikan bandeng siap panen, lepas. (Foto: Adi Kade/pusaranmedia.Com)

    Reporter: Adi Kade | Editor: Supiansyah 

    PENAJAM - Belasan petani tambak di Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mengalami gerutuan akibat banjir rob atau pasang surut air laut yang terjadi pada Minggu (5/12/2021) malam. 

    Seperti yang dialami Saharuddin. Seluruh ikan bandeng yang siap panen habis ketika terjadi banjir rob. 

    “Tadi malam terjadi banjir air pasang laut. Itu cukup tinggi, melampaui pematang atau tanggul tambak. Sehingga ikan keluar semua saat banjir mulai surut,” kata Saharudin, Senin (6/12/2021).

    Ia mengungkapkan, ada sekira 80 hektare empang di Kampung Baru terdampak banjir air pasang laut. Beruntung, sebagian besar petani telah panen. Namun, ada 12 petani tambak belum sempat panen, banjir rob melanda hamparan empang. Saharuddin memiliki saru petak tambak yang berisi sekira 1 ton ikan bandeng siap panen, lepas saat banjir. 

    “Harga bandeng antara Rp18 ribu sampai Rp20 ribu per kilo. Jadi, diperkirakan saya mengalami kerugian antara Rp18 juta sampai Rp20 juta,” ungkap Saharuddin.

    Banjir air pasang memang tiap tahun terjadi. Siklusnya bulan September dan Desember. Saharuddin mengaku, telah mengetahui siklus banjir rob tersebut. Namun, kurang mengantisipasi dengan cepat memanen ikan bandengnya.

    “Rencananya mau panen menjelang tahun baru. Karena, biasanya harga ikan naik. Kita mau harga yang lebih sedikit, jadi kita belum panen, ya keburu kena banjir,” tuturnya.

    Saharuddin berharap, kepada pemerintah daerah untuk membantu petani tambak di Kelurahan Kampung Baru untuk menanggulangi banjir rob di tahun mendatang.

    “Kami berharap Dinas Perikanan membantu meninggikan tanggul tambak yang di sini (Kampung Baru). Karena tanggul yang sekarang masih rendah. Harapan kami pemerintah menurunkan alat berat untuk menambah ketinggian tanggul. Itu yang paling penting, karena untuk bantuan bibit, itu tidak terlalu dibutuhkan. Kami masih sanggup. Yang paling dibutuhkan tanggulnya ditinggikan,” harapnya.