Reporter: Diansyah | Editor: Supiansyah
NUNUKAN - Jelang perpindahan ibu kota negara (IKN)ke Kalimantan Timur yang diprediksi rampung pada 2024 mendatang, ternyata menjadi daya tarik tersendiri bagi negara tetangga, Malaysia.
Bahkan, untuk menyikapi pembangunan tersebut, Pemerintah Malaysia telah menyiapkan satu wilayah untuk dijadikan bandar atau kota di kawasan Serudong, Kalabakan, Sabah.
Hal itu tampak dari pembangunan jalan raya sepanjang 39 km yang bakal menghubungkan wilayah Serudong, Malaysia dan Seimanggaris, Nunukan, Indonesia.
Dikutip dari Kantor Berita Bernama, Malaysia, Timbalan Ketua Menteri Sabah, Bung Moktar Radin mengatakan, proyek pembangunan di wilayah Serudong itu begitu penting, sejalan dengan pemindahan ibu negara Indonesia ke Kalimantan. Kondisi itu tentu bakal menjadi perubah keadaan kepada pembangunan dan pendapatan rakyat Serudong dan Sabah secara umum.
"Saya sudah memaklumkan (menyampaikan) kepada Perdana Menteri Malaysia, bahawa projek itu perlu segera dilaksanakan sebab ia akan memberi impak atau ‘game change’ kepada rakyat Sabah termasuk dalam bidang ekonomi dan pelancongan," ujar Bung Moktar Radin.
“Saya percaya ia juga bantu pertingkat pembangunan di Sabah dan mungkin dengan adanya ‘game change’ ini, Sabah akan terkeluar daripada kemiskinan. Sebab itu saya dan pasukan melawat sendiri beberapa jajaran yang boleh digunakan untuk cadangan projek ini,” tambahnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Nunukan, Serfianus mengaku, bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nunukan sangat mengapresiasi dan mendukung kegiatan pembangunan yang bakal menghubungkan dua negara tersebut.
Belum lagi, ketika nantinya ibukota negara secara resmi berpusat di Kalimantan Timur, maka, hubungan antar kedua negara ini akan saling menguntungkan, dimana, secara ekonomi dipastikan akan menggeliat.
"Pembangunan yang dilakukan Malaysia inikan, juga bagaimana nanti mereka mendapat tempat ketika pemindahan ibukota negara kita secara ekonomi," beber Serfianus kepada pusaranmedia.com.
Dikatakan Serfianus, intensnya pembangunan yang saat ini dilakukan Malaysia di Serudong, tentu melihat posisi akses pintu masuk dan jalur induk menuju IKN di Kaltim.
"Kalau akses sungai dan laut kan mereka hanya bisa beraktivitas di siang hari. Tapi kalau di Seimanggaris nantikan, setiap saat dan waktu mereka bisa masuk baik itu melakukan perdagangan atau hal lainnya," ungkap mantan Kepala Bappeda Nunukan ini.
Untuk penempatan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Seimanggaris nantinya, lanjut Serfianus, tentu akan melihat pembahasan diplomasi antar dua negara dan Pemkab Nunukan akan selalu siap mendukung apapun keputusan negara.
Karena, dengan terbukanya akses antara Indonesia dan Malaysia di Seimanggaris, tidak hanya menguntungkan bagi Malaysia sendiri, tapi begitu juga bagi masyarakat di Seimanggaris dan Nunukan pada umumnya, mengingat akses itu nantinya bakal menjadi jalur perdagangan antar kedua negara perbatasan ini.