Reporter: Lodya Astagina | Editor: Supiansyah
TENGGARONG - Wakil Ketua BPD Jantur Selatan Muhriadi mengatakan gulma yang terhampar di Desa Jantur, Kecamatan Muara Muntai telah menghambat akses transportasi warga yang biasanya melintasi persimpangan batas tiga desa yakni, Desa Jantur, Desa Jantur Baru, dan Desa Jantur Selatan.
Ada sebanyak 40 hingga 60 warga dari tiga desa yang secara langsung ikut bergotong-royong membersihkan gulma. Gulma yang menumpuk di hamparan sungai di Desa Jantur telah mengganggu aktivitas masyarakat selama dua bulan lamanya.
Muhriadi mengucapkan terima kasih kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutai Kartanegara karena telah membantu, baik itu dari segi tenaga maupun dana.
“Datangnya BPBD dari Kukar dapat mengatasi gulma yang telah melanda sungai jantur,” ucapnya belum lama ini.
Sementara itu, Kepala Desa Jantur Baru Danhar mengatakan, penanganan gulma dari awal baru teratasi sebanyak 35 persen saja, dan 65 persennya masih ada di Danau Jempang dengan luasan ribuan hektare. “Nanti akan turun lewat sungai ini, karena satu-satunya jalan," katanya.
Untuk saat ini, lalu lintas sungai bagi para nelayan perlahan sudah bisa mulai digunakan lagi, tapi menurutnya tinggal menunggu waktu sampai gulma akan datang turun dari Danau Jempang.
Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah memaparkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak Kutai Barat, hal ini dikarenakan gulma yang datang berasal dari Danau Jempang yang berada di wilayah administrasi Kutai Barat. Setelah itu, lanjut Edi, akan menyampaikan permasalahan tersebut ke pemerintah provinsi.
Menurutnya, persoalan gulma merupakan kejadian alami, dengan turunnya gulma membuat danau menjadi bersih. Nantinya, pihaknya akan melalukan penanganan jangka panjang yang lebih baik lagi.
"Untuk jangka panjangnya nanti ada riset sehingga kawasan ini dapat penanganan dengan baik ketika ada gulma," pungkasnya.