Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Omicron Memuncak,  RSUD AM Parikesit Tiadakan Jam Besuk Sampai Batas Waktu yang Belum Ditentukan

RSUD AM Parikesit Tenggarong (Foto: Lodya/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Omicron Memuncak,  RSUD AM Parikesit Tiadakan Jam Besuk Sampai Batas Waktu yang Belum Ditentukan

    PusaranMedia.com

    RSUD AM Parikesit Tenggarong (Foto: Lodya/Pusaranmedia.com)

    Omicron Memuncak,  RSUD AM Parikesit Tiadakan Jam Besuk Sampai Batas Waktu yang Belum Ditentukan

    RSUD AM Parikesit Tenggarong (Foto: Lodya/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Lodya Astagina | Editor: Bambang Irawan 

    TENGGARONG - RSUD AM Parikesit meniadaan jam besuk pasien terhitung mulai 10 Februari sampai dengan batas waktu yang belum ditentukan, sesuai dengan perkembangan keadaan pandemi Covid-19. 

    peniadaan jam besuk ini didasarkan pada perkembangan dan penambahan kasus Covid-19 di RSUD AM Parikesit. 

    “Iya (jam besuk ditiadakan). Omicron memuncak, bahkan sudah melebihi puncak Delta. Menurut prediksi Epidemiologi dia (Omicron) pasti bergeser ke kita (Kukar). Jadi ini bentuk antisipasi,” jelas Plt Direktur RSUD AM Parikesit Martina Yulianti. 

    Yuli mengatakan Omicron sangat-sangat mudah menular dibandingkan dengan varian Delta. 
    Menurut Yuli, virus ini tidak akan terlalu berbahaya bagi orang-orang yang sudah divaksin, terlebih lengkap hingga booster. “Tapi bagi yang rentan seperti orang yang sedang sakit keras, kemudian anak-anak, orang tua itu bisa bahaya,” ucapnya. 

    Yuli memberikan perumpanaan seandainya jam besuk tetap dibuka normal. Saat ada orang yang sedang sakit berat dan tidak terkonfirmasi positif Covid-19 pun tetap meninggal. Jika ada yang datang mengunjungi pasien tersebut dan membawa virus Covid-19, dan pasien meninggal tentu akan sangat kasihan. 

    “Ada yang besuk bawa Covid, nanti dia (pasien) diperiksa PCR positif, kalau meninggal kasian dong. Harusnya pemakaman cara biasa, tapi harus secara Covid dong. Di samping itu pencatatan juga nanti ada pasien Covid meninggal karena memang terkonfirmasi positif. Walaupun dia komorbid kan, tanpa Covid pun mungkin meninggal,” jelas Yuli. 

    Oleh karena itu, sebagai antisipasi pihaknya mengambil kebijakan untuk memberikan keamanan bagi para pasien dan lebih baik tidak usah dibesuk. Sebenarnya orang yang menunggu pasien pun bisa berpotensi menularkan karena harus keluar masuk ruang rawat inap. “Tapi kita ngurangi lah, kalau besuk kan lebih (berbahaya) lagi. Jadi ditiadakan dulu sampai Omicron ini berlalu lah,” sebutnya. 

    Peniadaan jam besuk sudah dilakukan sejak awal pandemi ada hingga gelombang kedua. Setelah Covid-19 gelombang kedua selesai jam besuk dibuka kembali selama tiga bulan. “Memang tidak pernah dibuka kalau jam besuk sejak awal pandemi sampai akhir gelombang dua baru dibuka. Dibuka sekitar tiga bulan, Omicron ditutup lagi,” pungkasnya.