Reporter: Abdi | Editor: Buniyamin
BONTANG - Masjid Terapung di Kampung Selambai, Kecamatan Lok Tuan, Kota Bontang yang dinamai Darus Irsyad dipertanyakan sejumlah pihak. Sebab awalnya nama masjid tersebut adalah Masjid Al Muhajirin sebelum dilakukan pembongkaran.
Wali Kota Bontang, Basri Rase membantah nama Masjid Terapung sebelumnya adalah Masjid Al Muhajirin.
Masjid yang baru saja diresmikan itu merupakan masjid baru yang dibangun pemerintah. "Siapa yang bilang namanya Masjid Al Muhajirin, tidak ada itu," tegasnya, Jumat (11/3/2022).
Basri Rase mengungkapkan pemilihan nama Darul Irsyad untuk Masjid Terapung di Selambai hanya secara spontanitas dan tidak ada pembahasan secara khusus. "Mungkin itu petunjuk dari Allah, karena tiba-tiba muncul ide waktu peninjauan kemarin," ucap Basri.
Ia menyebut nama Al Muhajirin sudah banyak digunakan masjid di Kota Bontang dan sudah lazim dipakai.
Sementara nama Masjid Darul yang artinya rumah atau tempat. Lalu, Irsyad adalah petunjuk. "Artinya tempat untuk meminta petunjuk," ungkap Basri Rase.
Anggota DPRD Bontang, Faisal mengungkapkan para tokoh agama di Kampung Selambai ingin mempertahankan nama Al Muhajirin.
Alasannya, kata Faisal, karena saat masih Wakil Ketua DPRD Bontang periode 2014-2019, dirinya menerima telepon dari mantan Wali Kota Bontang, Neni Moerneini yang menyatakan akan melakukan pembongkaran Masjid Al Mujahirin.
Pembongkaran ini karena ada perluasan Pelabuhan Lok Tuan untuk pelabuhan peti kemas.
Namun Neni Moerneini berjanji akan kembali membangunkan masjid yang mewah dan indah dengan nama yang sama. Perencanaan pembangunan Masjid Terapung dimulai pada 2018 silam dan pembangunan fisiknya dilaksanakan 2019.
"Masih ingat, saat itu tiba-tiba Bunda Neni (sapaan akrab Neni Moerneini) menelpon saya dan bilang Al Muhajirin akan dibongkar. Saya sampaikan tidak semudah itu bunda main bongkar. Bunda berjanji akan membangunkan masjid yang lebih cantik, indah dan mewah," terangnya.
Menurutnya, bukan hal mudah untuk meyakinkan para tokoh agama dan masyarakat di Kampung Selambai. Saat itu penolakan dilakukan warga setempat saat meski akhirnya setuju dilakukan pembongkaran.
Masjid Al Muhajirin pun untuk sementara di pindah ke lantai dua Gedung Dinas Perhubungan Bontang.
"Tugas saya kemarin meyakinkan orang tua di sini (Selambai). Saya berjanji akan mengawal pembangunan masjid itu dan akhirnya orang tua dan takmir masjid setuju dibongkar dan dipindahkan sementara," cerita Faisal.
Ia pun merasa kecewa dengan keputusan Wali Kota Bontang, Basri Rase yang menganti nama masjid tersebut menjadi Darul Irsyad.
Apalagi Masjid Al Muhajirin memiliki sejarah tersendiri karena merupakan masjid tertua kedua di Kelurahan Lok Tuan.
"Saya merasa kecewa dan sedih karena masjid kami yang penuh sejarah dan kenangan kini tidak ada lagi. Dulu kami rela dibongkar karena dijanjikan Masjid Terapung dengan nama yang sama," kisahnya.
Faisal pun berharap agar pemerintah tetap memberdayakan takmir Masjid Al Muhajirin terdahulu.
Sekretaris Takmir Masjid Al Muhajirin, Islamuddin mengaku kaget dengan keputusan Wali Kota Bontang yang menggunakan nama Darul Irsyad sebagai untuk Masjid Terapung Selambai.
Sebab awal pembangunan, dirinya bersama jamaah beranggapan bahwa masjid megah terseut akan diberi nama Al Muhajirin yang sama dengan nama masjid sebelumnya dibongkar dan dipindahkan ke lantai dua Pelabuhan Loktuan.
“Dulu kan kami dibujuk untuk menyetujui pemindahan Masjid untuk perluasan dermaga Pelabuhan. Masjid kami akan diganti, makanya kami bersedia saat itu,” ujarnya di sela-sela peresmian Masjid Terapung.
Ia berharap penamaan Masjid tersebut tidak menjadi polemik, terlebih saat Masjid baru difungsikan. Masjid sementara di lantai dua pelabuhan akan dihentikan dan sepenuhnya menggunakan Masjid baru.
Lebih lanjut, Islamuddin mengaku saat ini ia bersama 12 pengurus Takmir Masjid Al-Muhajirin masih bertanya-tanya apakah mereka akan diberdayakan dalam pengelolaan masjid baru tersebut. Sebab SK pembentukan Takmir menjadi kewenangan pemerintah.
“Apakah Masjid kami yang dulu digusur bukan ini, atau akan dibangunkan lagi yang lain. Saya juga enggak ngerti,” tuturnya.