Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Gali Sumur Mencari Air, Muncul Semburan Gas Menyala di Krayan Bahagia Paser

Area sumur bor di Krayan Bahagia (foto: Istimewa)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Gali Sumur Mencari Air, Muncul Semburan Gas Menyala di Krayan Bahagia Paser

    PusaranMedia.com

    Area sumur bor di Krayan Bahagia (foto: Istimewa)

    Gali Sumur Mencari Air, Muncul Semburan Gas Menyala di Krayan Bahagia Paser

    Area sumur bor di Krayan Bahagia (foto: Istimewa)

    Reporter: Anas Abdul Kadir | Editor: Bambang Irawan

    TANA PASER - Warga Desa Krayan Bahagia, Kecamatan Long Ikis, Kabupaten Paser dihebohkan semburan gas saat menggali sumur bor di areal pekarangan rumah, Selasa (22/3/2022) sekira pukul 10.00 WITA.

    "Ya, ada pemilik lahan sedang melakukan  pengeboran sumur untuk air bersih, di situ  gas dari dalam lobang saat dibakar keluar api," ucap Kepala Desa Krayan Bahagia, Iwan Himawan melalui sambungan telepon, Jumat (25/3/2022).

    Disebutkan dia, galian sumur telah  mencapai 73 meter baru diketahui saat adanya gas tersebut saat melakukan penyedotan air di kedalaman 50 meter. Atas kejadian tersebut ia berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan, BPBD dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH).

    Setelah itu tim dari kecamatan bersama dengan Pertamina Booster Long Ikis, melakukan pemantauan.
    Pertamina menyatakan semburan gas itu bukan berasal dari pipa minyak milik mereka, pasalnya area yang dibor dengan pipa berjarak 700 meter, dan juga yang menimbulkan bau adalah gas atau metana. 

    "Pertamina sudah lihat, dan itu bukan dari pipa Pertamina. Diperkirakan Pertamina merupakan gas permukaan," sambung Iwan.

    Usai Pertamina ke lokasi sore harinya Dinas Lingkungan Hidup (DLH) pun melakukan pengecekan. DLH memperkirakan bau tersebut diperkirakan minyak bumi. "Sore hari Kadis DLH datang, mengecek memprediksi bau gas tersebut adalah minyak.  Kita tidak tahu jika pengeboran itu diteruskan," jelas Iwan.

    Selanjutnya, DLH langsung mengambil sampel air untuk di teliti di Labkesda, untuk meneliti air yang keluar membahayakan untuk dikonsumsi atau tidak.

    Guna mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan yang berpotensi membahayakan warga, pihak BPBD memasang garis pembatas (police line) daerah rawan bencana di titik tersebut.