Reporter: Ainur Rofiah | Editor: Buniyamin
SANGATTA - Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) terus mempromosikan Batik Wakaroros. Salah satunya dengan mengikuti dalam ajang Fashion Week di Jakarta pada 13 April 2022 mendatang.
Kepala Dinas Pariwisata Kutim, Nurullah mengatakan pemotretan batik dilakukan di Air Terjun Embung Lemun Narakata Rimba, Desa Bea Nehas Kilometer 65 Narkata Rimba, Kecamatan Muara Wahau.
Selain mempromosikan batik, lokasi tersebut dipilih juga merupakan bagian dari promosi.
”Kita memilih air terjun ini agar wisatawan luar mengetahui kalau di Kutai Timur ada potensi wisata air terjun yang sangat indah dan alami yang layak dikunjungi," katanya, Kamis (31/3/2022).
Desainer busana, Lia Afif mengaku pihaknya berkolaborasi dengan Pemkab Kutim untuk mengangkat Batik Wakaroros yang diketahui pewarnaannya dari bahan alami, yaitu serbuk kayu ulin.
”Di sini kita ingin menunjukan kepada masyarakat internasional bahwa di Kutim itu ada batik dan batiknya pun menggunakan pewarna alam," ucap Lia.
Batik Wakaroros tersebut dirancang dalam bentuk busana muslim yang akan dipertunjukkan pada event Fashion Week 2022. Di mana warna yang ditimbulkan dari serbuk kayu ulin tersebut akan menjadi keunggulannya tersendiri.
”Pewarnaan alam punya ciri khas tersendiri dan tingkat kesulitan yang lebih tinggi karena setiap kali pencelupan warna memang beda-beda tergantung kualitas kayu tersebut sehingga tidak akan sama persis," jelasnya.
Batik Wakaroros sendiri memiliki khas Kutim. Saat melihat motifnya saja, maka orang sudah tahu itu dari Kalimantan.
Lia juga mengaku telah tiga kali membawa batik terbaru dalam event yang berbeda dan selalu mendapatkan respon yang baik.
Ia berharap batik wakaroros semakin terkenal dan diminati sehingga dapat meningkatkan perekonomian para pengrajin.
Untuk diketahui, tiga orang model yang mengenakan batik wakaroros hasil karya Lia Afif di Air Terjun Embung Lemun Narakata Rimba Wehea ini adalah Desilia Herman, Zaramano dan Aura AZ zahra, ketiganya berasal dari Surabaya serta Putri Pariwiaata Kaltim Rinanda Maharani.