Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Kapal Ponton Masih Tersangkut di Kolong Jembatan Martadipura, Ternyata Ini Penyebabnya

Conveyor yang diangkut ponton tersangkut pada pondasi bawah Jembatan Martadipura, Kota Bangun (Foto: Istimewa)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Kapal Ponton Masih Tersangkut di Kolong Jembatan Martadipura, Ternyata Ini Penyebabnya

    PusaranMedia.com

    Conveyor yang diangkut ponton tersangkut pada pondasi bawah Jembatan Martadipura, Kota Bangun (Foto: Istimewa)

    Kapal Ponton Masih Tersangkut di Kolong Jembatan Martadipura, Ternyata Ini Penyebabnya

    Conveyor yang diangkut ponton tersangkut pada pondasi bawah Jembatan Martadipura, Kota Bangun (Foto: Istimewa)

    Reporter: Lodya Astagina | Editor: Bambang Irawan 

    TENGGARONG -  Ketua Karang Taruna Desa Liang Ilir, Burhan menyebut muatan yang terlalu tinggi, ditambah kondisi air sungai mahakam yang sedang pasang menjadikan kapal ponton menabrak Jembatan Martadipura di Kecamatan Kota Bangun, Jumat (8/4/2022) sekira pukul 09.30 Wita. 

    “Tongkang SPA batu bara cuma dia bawa convayer dari Samarinda menuju Tanjung Haur. Kapalnya terlalu tinggi, kondisi air tinggi,” papar Burhan. 

    Terpisah, Camat Kota Bangun, Mawardi yang  berada di lokasi melaporkan kapal ponton tersebut masih dalam posisi tersangkut di tengah-tengah pondasi jembatan. Akibatnya, pondasi jembatan itu kini sudah bengkok akibat benturan kapal ponton. Namun, dia memastikan tidak ada besi jembatan yang patah karena benturan itu. 

    “Besi yang di bawah jembatan itu (tertabrak), sudah bengkok nggak layak lagi,” sebutnya. 

    Ia pun tengah berunding dengan pihak perusahaan untuk mencari solusinya. Rencananya, besi yang tersangkut pada pondasi jembatan akan dipotong. Dikhawatirkan, jembatan akan miring bahkan roboh jika besi yang tersangkut tidak segera dipotong. 

    Mengingat kapal saat ini masih tersangkut dengan kondisi air sungai yang deras, khawatir derasnya air akan menyeret ponton dan jembatan tidak mampu menahan beban kapal yang terseret arus sungai. 

    “Yang kami khawatirkan itu kan nyangkut, arus deras, napung (tumbuhan air) juga sangkut. Nah tahan ndak (jembatan), kalau kita ndak cepat potong saya khawatir itu miring atau roboh itu jembatan,” jelasnya.

    Kekhawatiran lainnya adalah kelayakan jembatan kedepannya bagi pengguna jalan usai besi yang tersangkut dipotong. Apakah masih aman untuk dilintasi dengan normal atau tidak. 

    “Benturannya itu mampu ndak nahan kedepannya lagi untuk pengguna jalan. Untuk sementara ini kami atur, tetap dilewati tapi buka tutup lah,” tandasnya.