Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Status Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Terancam Dicabut 

Penampakan KEK Maloy.(istrimewa)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Status Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Terancam Dicabut 

    PusaranMedia.com

    Penampakan KEK Maloy.(istrimewa)

    Status Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Terancam Dicabut 

    Penampakan KEK Maloy.(istrimewa)

    Reporter: Ainur Rofiah| Editor: Buniyamin 

    SANGATTA - Kawasan Ekonomi (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) belum juga mendapatkan investor setelah tiga tahun sudah sejak diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. 

    Kabar terbaru muncul, sebutan KEK tersebut akan segera dicabut apabila belum juga ada kejelasan terkait investor hingga Mei 2022 mendatang. 

    Kebijakan tersebut berasal dari penilaian Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (DN KEK) pada Desember 2021 lalu. 

    Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur (Kaltim), Nindya Listyono mengaku sudah mempertanyakan hal ini ke Perusda Melati Bhakti Satya (MBS) selaku penanggung jawab. 

    "Sudah kita tanyakan pada pihak MBS. Jawabannya, mereka sudah berusaha, tapi kesulitan untuk mendapatkan investor yang tertarik pada KEK MBTK ini," ucap Tyo, sapaan akrab politikus Partai Golkar itu, Kamis (14/4/2022). 

    Namun, kata Tyo, meski waktu yang diberikan cukup pendek tapi DPRD terus meminta pada pihak MBS untuk tetap berupaya mencarikan investor yang berminat. 

    Ia juga tak ingin karena keterbatasan waktu yang diberikan, pihak MBS justru langsung melakukan kesepakatan atau MoU kepada perusahaan yang tidak bonafide. 

    "Jangan cuma mentok diperjanjian. Kita harus running biar kedepan ada progres. Kalau sampai dicabut investasi kita sudah berapa banyak (kerugiannya)," jelasnya. 

    Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTS) Kaltim, Puguh Harjanto mengatakan persoalan yang ada di KEK Maloy kian pelik, menyusul mundurnya PT Batuta Chemical Industrial Park (BCIP) dan PT Trans Kalimantan Economic Zone (TKEZ) dari kawasan tersebut. 

    "Dari dua yang mengundurkan diri, tersisa MBS saja. Seingat saya baru-baru saja (mundurnya). Jadi calon investor ini kan perlu kejelasan. Nah itu PR yang dari dulu sudah kita sampaikan. Detailnya, perlu juga desain, kalau di DPMPTS biasanya kita sebut Investment Project Ready to Offer (I-PRO). Dari situ investor faham kalau hanya potensi orang pasti akan terus melakukan analisis, hal itu yang membuat investor kurang tertarik," tandasnya.